Monday, May 12, 2008

Sepenggal Kisah (1)

Para pengajar Lebah Mungil surprise, ibu dari ananda Rian ada diantara ibu-ibu yang mengantri untuk wawancara pendaftaran masuk Lebah Mungil. Karena Rian sudah berusia 6 tahun lebih, sepatutnya dia sudah mulai belajar di Sekolah Dasar. "Biarlah Rian sekolah di sini saja dulu Bu, saya tidak punya uang untuk menyekolahkannya di SD tahun ini, kakanya juga sekolah, butuh uang banyak. Saya belum bisa nyekolahin dia," Ibu Rian lirih bercerita ketika wawancara. kemudian Ibu Rian melanjutkan ceritanya, "kerja saya cuma membantu masak di warteg depan rumah sama nyuci pakaian orang lain, bapaknya buruh, kadang ada kerja, kadang tidak. Sulit Bu, untuk makan saja sering dikasih dari Warteg itu". Dengan rasa maklum yang sangat, Ibu Pengajar Lebah Mungil meminta Ibu Rian menandatangani surat keterangan tidak mampu dalam lembar wawancara. Ibu Rian menolak, dan terus keukeuh menolak ketika sedikit dipaksa. "loh, kok tanda tangan saja tidak mau, apa mungkin malu ditulis tidak mampu ya?", dalam hati Ibu Pengajar berucap. "Ayo Bu, ga papa kok, ini cuma buat administrasi Lebah Mungil," desak Ibu Pengajar. "Saya ini tidak bisa baca tulis, Bu" aku Ibu Rian. Byar!!!! terjawab deh... malu Ibu Pengajar telah berprasangka :)

Monday, May 5, 2008

ade diperiksa dulu sama bu dokter ya...


LeBaH mUnGiL kAmi...





aL KiSaH...


Mari Belajar


LATAR BELAKANG


Pendidikan merupakan satu kebutuhan pokok yang saat ini tidak boleh diabaikan oleh siapa saja, karena pendidikan bukan hanya akan memberikan kemudahan dalam aktifitas kehidupan tetapi juga akan menjaga manusia dari prilaku-prilaku dosa yang bertentangan dengan kehendak Allah SWT. Seperti yang pernah dikatakan seorang bijak:
“Carilah ilmu, karena ilmu akan menjagamu. Jika kau mencari harta, kamulah yang akan menjaga harta”
Dengan kata lain pendidikan berfungsi secara signifikan dalam menjaga dan meningkatkan keimanan manusia, oleh sebab itu upaya-upaya menjaga proses pendidikan agar dapat diakses oleh siapa saja menjadi begitu penting. Kehidupan modern saat ini, dimana perkembangan ekonomi masih menjadi kendala dimana-mana, memunculkan golongan masyarakat bawah yang tidak mampu memberikan akses pendidikan bagi anak-anak mereka. Oleh sebab itu, menyelamatkan iman anak-anak Islam khususnya mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu dengan menyediakan fasilitas pendidikan Islam cuma-cuma bagi anak-anak usia dini, menjadi sebuah solusi yang diharapkan mampu membantu menguatkan umat ini. Terlebih lagi sudah sempat ada peringatan dari Rasulullah bahwa kefakiran itu dekat dengan kekufuran. Fasilitas pendidikan anak usia dini diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi masyarakat tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan mereka terhadap pendidikan bagi anak-anak mereka. Selain itu, upaya ini juga ingin merespon peringatan Rasulullah yang lebih tegas dalam sebuah hadits:
“Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, orang tuanyalah yang membuatnya menjadi majusi, nasrani atau yahudi” (Riwayat Nasa’i)
Harapan yang pasti adalah fasilitas pendidikan bagi anak muslim usia dini ini mampu meneguhkan keimanan bagi masyarakat muslim sejak usia dini, sehingga mereka memiliki bekal yang cukup dan pada saatnya nanti mereka mampu menjelma menjadi generasi muslim yang unggul, yang berguna bagi keluarga, ummat dan agamanya.
Disamping itu upaya ini juga merupakan sebuah ikhtiyar dalam memaksimalkan diri sebagai seorang muslim, mengingat pesan Rasulullah yang menyebutkan; sebaik-baik manusia diantaramu adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lain.
“Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya.” (Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits di atas adalah:
Siapa yang membantu seorang muslim dalam menyelesaikan kesulitannya, maka akan dia dapatkan pada hari kiamat sebagai tabungannya yang akan memudahkan kesulitannya di hari yang sangat sulit tersebut.
Berbuat baik kepada makhluk merupakan cara untuk mendapatkan kecintaan Allah Ta’ala.
Keutamaan duduk di rumah Allah untuk mengkaji ilmu.
Sementara itu, Allah SWT juga telah mengingatkan dalam Al Qur’an:
“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…” (Al Maidah: 2)
Atas dasar pemikiran diatas ini, maka didirikanlah lembaga pendidikan cuma-cuma bagi anak usia dini dari keluarga tidak mampu “Dunia Bermain Lebah Mungil” sebagai sebuah ikhtiar dalam menguatkan Islam dengan meneguhkan keimanan anak-anak muslim usia dini dari keluarga tidak mampu. Selain itu, upaya ini juga merupakan sebuah amal shaleh yang diharapkan akan meningkatkan kemanfaatan diri bagi manusia lain dalam bingkai ukhuwwah Islamiyah.